Sabtu, 25 Juni 2016

Optimalisasi Potensi dan Bakat Anak

Menumbuhkembangkan/ Optimalisasi  Potensi Seorang Anak

Menjadikan seorang anak yang memiliki kreativitas yang  bagus bukanlah suatu kebetulan karena bakat yang terpendam saja pada diri seorang anak, akan tetapi  kreativitas bisa terbangun  melalui latihan yang berkelanjutan. Dengan kebiasaan mencoba berbagai hal maka akan melatih diri seseorang akan menemukan kreativitas. Berkaitan dengan bakat yang satu ini memang sudah menjadi pembawaan yang ada pada diri seseorang semenjak lahir mengenai keahlian. Akan tetapi sekarang ini yang sangat menentukan kesuksesan sesesorang bukan hanya semata bakat, melainkan kreativitas serta potensi yang ada pada diri menjadi modal penting untuk menghadapi kehidupan saat ini hingga didapatkan yang namanya sukses.
Memang sudah menjadi sesuatu yang benar bahwa setiap manusia yang lahir membawa sejuta potensi serta kreativitas. Namun dari sekian banyak manusia pada umumnya dan pelajar pada khususnya masih sedikit diantara mereka yang  ada gemar mengasah kemampuan dan tidak sedikit pula yang masih ogah untuk menggalinya. Dan yang lebih miris lagi masih sedikit yang tergerak hatinya untuk berpacu dengan potensinya. Oleh karena itu masalah ini yang memang perlu pembenahan khususnya pada siswa-siswa di sekolah, yakni dengan mengoptimalkan bakat diri siswa sebagai wahana kreativitas.
Pada dasarnya setiap manusia memang diberikan potensi serta kekuatan, akan tetapi keduanya bersifat tersembunyi/hidden potention. Oleh sebab itu sebagai opsi untuk menggalinya dengan dahsyatnya gerak dan latihan. Gerak serta latihan dalam artian pola kreatif dalam mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya.
Pada kenyataannya di Indonesia menunjukan banyak remaja atau kalangan pelajar yang masih di bangku sekolah menengah  mempunyai bakat dan kemampuan yang menonjol, melebihi bakat rata-rata remaja lain. Bakat yang dimiliki sering diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan serta dilatih lagi. Sedangkan test bakat merupakan test yang mengukur potensi atau kapasitas yang dapat dicapai seseorang di masa depan. Bakat di sini memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan agar bakat dapat diwujudkan.
Adapun perlu kita ketahui beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreativitas dan bakat diantaranya :
·         
  • Menciptakan suasana lingkungan yang merangsang kreativitas
  •  Melibatkan anak dalam segala kegiatan pencurahan ide (brainstorming)
  • Memberikan kesempatan dalam bereksplorasi serta mencoba
  • Memunculkan beberapa motivasi internal
  • Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playful
  • Memberi pengenalan bagi anak terhadap orang-orang yang kreatif

Faktor Ketidakpastian Pengukuran proses Kalibrasi

Faktor atau Sumber Ketidakpastian Pengukuran dalam Proses Kalibrasi



Dalam sebuah proses kalibrasi pastinya akan ditemukan sebuah uncertainty atau ketidakpastian dalam pengukuran.  Ketidakpastian pengukuran merupakan suatu parameter yang berkaitan dengan hasil pengukuran yang memberikan sifat penyebaran nilai-nilai yang dihubungkan dengan besaran ukur. Dengan kata lain Ketidakpastian pengukuran merupakan sebuah parameter dimana terdapat nilai benar  dari besaran ukuran tersebut diyakini berada di dalamnya  pada tingkat kepercayaan tertentu. Dalam hal ini hasil pengukuran bisa dikatakan lengkap jika disertai  dengan sebuah taksiran rentang dimana terdapat nilai benar dari besaran ukur tersebut. Dalam sebuah proses kalibrasi kita dapat mengetahui beberapa sumber-sumber dari ketidakpastian dalam sebuah kalibrasi beberapa diantaranya  sebagai berikut
  1.      Standar atau acuan
  2. Benda yang diukur. Memastikan kondisi sebuah benda yang diukur  masih dalam kondisi yang stabil dan tidak berubah ketika kita melakukan pengukuran dengan alat standar pengukuran
  3. Peralatan bantu dalam kalibrasi. Dengan ketersediaan alat bantu yang cukup, maka  akan sangat mempengaruhi proses kalibrasi  sebuah instrumen
  4.  Metode pengukuran yang diterapkan selama proses kalibrasi
  5. Kondisi lingkungan tempat dimana kita melakukan proses kalibrasi. Dengan mengkondisikan tempat kita mengkalibrasi secara maksimal akan diharapkan mampu memberikan hasil kalibrasi yang optimal
  6. Personel pelaku pengukuran. Dari sisi tenaga kalibrasi juga akan mempengaruhi hasil kalibrasi khususnya ketidakpastian hasil pengukuran. Seorang tenaga laboratorium kalibrasi sebaiknya memang mereka yang kredibel dengan instrumentasi serta paham perhitungan. Selain itu kondisi fisik dan psikis seorang tenaga kalibrasi juga sangat mempengaruhi proses kalibrasi. Sehingga perlu kita ketahui dan terapkan dalam mengkalibrasi diusahakan seorang teknisi kalibrasi dalam keadaan fit serta psikologi yang oke.
Selain keenam sumber yang menyebabkan ketidakpastian dalam sebuah proses kalibrasi  berikut merupakan sumber-sumber yang lainnya :
-          Definisi besaran ukur yang kurang atau tidak memadai
-          Nilai tetapan yang digunakan dalam sebuah perhitungan
-          Keterbatasan teknik perhitungan yang dimiliki seorang teknisi kalibrasi
-          Varian perbedaan hasil pengamatan secara berulang pada kondisi atau titik pengukuran yang sama
Dari kesemuanya diatas sebuah proses kalibrasi pastinya tidak akan lepas dari salah satu atau beberapa faktor yang bisa mempengaruhi ketidakpastian tersebut

Senin, 20 Juni 2016

Reason of PROPER Program

Alasan Perlunya Program PROPER yang bersinggungan dengan lingkungan


Proper sendiri merupakan penilaian terhadap kinerja pengelolaan lingkungan yang dijalanka oleh pihak perusahaan ataupun yang terkait dengan lingkungan hidup yang memerlukan indikator terukur. Penerapan program PROPER yang dijalankan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia merupakan suatu program yang memiliki tujuan peningkatan peran perusahaan dalam melakukan pengelolaan lingkungan sekaligus memberikan efek stimulan dalam pemenuhan peraturan lingkungan serta nilai tambah terhadap pemeliharaan sumber daya alam, konservasi energi dan pengembangan masyarakat.
Berkaitan dengan perusahaan PROPER disini merupakan suatu bentuk penilaian terhadapa perusahaan mengenai sistem pengelolaan lingkungan yang didasarkan pada pengelolaan limbah perusahaan yang mungkin dihasilkan. Proper didesain pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup sebagai stimulan atau mendorong suatu perusahaan dalam penataan lingkungan yang mayoriti berkaitan dengan pengelolaan limbah yang dihasilkan perusahaan apakah sudah sesuai dengan standard yang diterapkan oleh pemerintah. Desain yang diterapkan dalam PROPER didasarkan dengan instrumen insentif serta desinsentif. Insentif yang merupakan bentuk desain seperti penyebarluasan reputasi atau citra baik terhadap perusahaan apakah pengelolaan lingkungan yang dijalankan perusahaan sudah berjalan dengan baik. Insentif yang diberikan PROPER  didesain dalam bentuk pemberian label Biru, Hijau, serta Emas. Sementara desinsentif merupakan suatu bentuk penyebarluasan bagi publik berkaitan dengan reputasi buruk terhadap perusahaan yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang tidak baik. Bentuk pelabelan desinsentif pada PROPER  ditandai dengan label Merah serta Hitam
Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan PROPER yang didasarkan terhadap evaluasi terhadap 1908 perusahaan, maka ditetapkan peringkat kinerja perusahaan dalam kurun waktu 2013-2014 :
·      Label HITAM           :  21 Perusahaan
·      Label MERAH         :  516 Perusahaan
·      Label BIRU              :  1224 Perusahaan
·      Label HIJAU            :  121 Perusahaan
·      Label EMAS             :  9 Perusahaan
Sementara itu 17 perusahaan lainnya tidak diumumkan peringkatnya dikarenakaan alasan sedang menjalani penegakan hukum , tidak beroperasi, serta sedang dalam tahap komisioning dan tutup. Adapun perusahaan-perusahaan berperingkat HIJAU dan EMAS berhasil dihitung  :
·      Adanya efisiensi energi sebesar 26.105.806 Giga Joule
·      Konservasi air sebesar 488.386.554 M3
·      Reduksi limbah padat Non B3 sebesar  11.385.591 ton
·      Reduksi limbah B3 sebanyak 2.428.069 ton

·      Serta dana yang tersalurkan bagi masyarakat melalui program CSR sebesar Rp. 1,16 triliun

Cara Simple membuat Bioetanol Berbahan Singkong

Perlu terobosan baru bagi para petani agar jangan mau menjual murah komoditi yang ia hasilkan dengan membuat berbagai olahan yang terbuat dari singkong. Petani bisa membuat usaha produksi olahan makanan , kue , cemilan dan masih banyak lainnya. Berbagai olahan makanan memang bisa dibuat dengan menggunakan bahan dasar singkong. Namun untuk inovasi baru singkong juga bisa dikembangkan menjadi bioetanol yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang singkong hanya dijual sebagai bahan baku saja. Sebenarnya diperlukan suatu modal yang cukup besar memang untuk mengembangkan perusahaan yang mengolah singkong menjadi Bioetanol. Akan tetapi para petani singkong bisa mencoba cara yang cukup sederhana  untuk bisa membuat bioetanol sebanyak 10 liter. Nah bagaimana caranya bisa membuat bioetanol yang cukup simple bisa kita ikuti beberapa langkah berikut :



  • Pertama yang dilakukan adalah dengan mengupas sekitar 125 kg singkong dan kemudian cacah kecil-kecil.
  • Selanjutnya keringkan singkong yang sudah kita cacah dengan cara dijemur hingga kadar air yang ada berkisar 16 % atau buat menjadi gaplek
  • Masukan 25 kg gaplek yang sudah kering ke dalam tangki stainless berkapasitas sekitar 120 liter dan tambahkan airhingga volumenya menjadi 100 liter, panaskan hingga berkisar sekitar 100 derajat celcius selama setengah jam . Jangan lupa untuk mengaduk-aduk hingga menjadi kental seperti bubur
  • Dinginkan bubur gaplek yang telah dipanaskan kemudian masukan ke dalam tangki sakarifikasi (pengolahan pati menjadi glukosa). Setelah kondisi dingin kita bisa menambahkan ragi atau cendawan Aspergilus sekitar 10 liter untuk menguraikan bubur pati singkong
  • Setelah berjalan 2 jam kemudian bubur gaplek akan membentuk 2 lapisam yaitu lapisan air dan endapan gula. Gula yang berasal dari pati singkong tersebut bisa diaduk kembali dan dimasukan ke dalam tangki fermentasi.
  • Tutup tangki secara rapat untuk mengurangi kontaminasi dan Sacharomyces bisa bekerja mengurai glukosa secara optimal. Fermentasi yang dilakukan oleh Sacharomyces merupakan anaerob tanpa  membutuhkan oksigen. Diamkan selama kurang lebih 2 hari. Setelah 2 hari akan menghasilkan 3 lapisan yang terdiri dari lapisan protein, air dan etanol. Namun untuk mendapatkkan kemurnian etanol tersebut kita dapat memisahkannya dengan melakukan pemyulingan kembali hingga didapatkan kandungan etanol 95%.

Instruksi Kerja

Senin, 15 Ramadhan 1437 H

Definisi dari Kalibrasi
Sering kali kita mendengar istilah kalibrasi, semisal ada istilah kalibrasi timbangan atau masa, kalibrasi waktu, kalibrasi volume, serta berbagai macam kalibrasi lainnya. Perlu  kita ketahui bahwa istilah kalibrasi sendiri sejarahnya bermula kira-kira 4000 tahun SM pada pemerintahan Mesir Kuno. Seperti yang kita ketahui bahwa di Mesir banyak terdapat Piramida yang merupakan  sebagai tempat pemakaman raja-raja di era pemerintahan Mesir kuno yang tersusun atas balok-balok batu yang cukup rapi tertata akan tetapi antara satu piramida dengan yang lain pasti memiliki ukuran panjang balok batu yang berbeda-beda hal ini karena didasarkan pada ukuran panjang lengan raja yang berkuasa saat itu yang ditetapkan sebagai dasar ukuran  yang dikenal dengan istilah cubit. Dan pada akhirnya diturunkan menjadi kaki, jengkal, tangan dan jari (telunjuk). Dan dimulai saat itu digunakan istilah untuk mengkalibrasi ukuran balok setiap purnama. Sementara untuk perkembangannya di Indonesia sendiri masing-masing daerah memiliki satuan ukur sendiri-sendiri yang tentunya memiliki nilai yang tidak sama. Seperti yang kita kenal diantaranya depa( Jawa), kilan/jengkal(Jawa, Sumatra), bata/tombak(Jawa Barat, Jawa Tengah), elo, hasta, bahu dan lain sebagainya.
 
Berdasarkan ISO/IEC 17025 definisi dari kalibrasi adalah sebagai rangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara Nilai yang ditunjukan suatu instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili bahan ukur dengan nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur pada kondisi tertentu. Secara garis besar kalibrasi merupakan suatu kegiatan dalam menentukan kebenaran secara konvensional nilai penunjukan alat ukur serta bahan ukur melalui cara membandingkan terhadap sesuatu standard  ukur yang mampu telusur (treceable) terhadap standard nasional maupun tingkat internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan  yang tersertifikasi. Adapun tujuan dalam mengkalibrasi yakni untuk mencapai ketelusuran pengukuran serta menentukan (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen ukur, selain itu juga menjamin hasil temuan disesuaikan dengan standard Nasional maupun Internasional. Selain itu perlu kita ketahui manfaat dari Kalibrasi berikut ini :
ü  Menjaga instrumen ukur serta bahan ukur agar kondisinya tetap sesuai dengan spesifikasinya
ü  Membantu dalam mendukung sistem mutu yang diterapkan diberbagai industri pada peralatan laboratorium serta produksi yang dimilikinya
ü  Untuk mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara nilai benar dengan nilai yang ditunjukan oleh alat ukur sehingga kita bisa mengetahui kelayakan dari alat ukur apakah alat tersebut masih layak untuk digunakan atau perlu adanya perbaikan.